Profil

TKPK TEGALPANGGUNG
1.1.    Latar Belakang

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan telah dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara mandiri. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa institusi masyarakat yang representative, mengakar dan menguat bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan pondasi kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Program diatas dilaksanakan dengan membentuk badan-badan keswadayaan masyarakat.

Beberapa kelembagaan masyarakat yang mengakar, representative dan dipercaya  tersebut dibentuk melalui kesadaran kritis masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan sebagai pondasi modal sosial kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, Badan keswadayaan masyarakat selain diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi motor bagi upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan, mulai dari proses penentuan kebutuhan, proses penyusunan program, pelaksanaan program hingga pemanfaatan dan pemeliharaan hasil-hasil program.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan secara nyata kebijakan peningkatan kualitas lingkungan permukiman dengan pendekatan Tridaya adalah melalui pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan antara lain,.

Pada tahap pertama dilaksanakan pendampingan awal yang berorientasi untuk membangun pondasi masyarakat belum berdaya menjadi masyarakat berdaya dengan sejumlah kegiatan pendorong dalam hal perubahan Sikap/Perilaku/Cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai
universal kemasyarakatan. Pada tahap berikutnya pendampingan berlanjut pada orientasi untuk membangun transformasi menuju masyarakat mandiri, yang dilakukan melalui sejumlah kegiatan pembelajaran kemitraan sinergi antara Pemda, Masyarakat dan Kelompok peduli setempat serta kegiatan membangun  jaringan (channelling program) dengan berbagai pihak sebagai upaya untuk mengakses berbagai peluang sumber daya yang dibutuhkan masyarakat.
Selanjutnya, transformasi masyarakat mandiri menuju masyarakat madani dilakukan melalui usaha bersama untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengembangan kualitas lingkungan permukiman yang berkelanjutan (sustainability development) di wilayahnya.

Pembangunan berkelanjutan pada prinsipnya adalah kondisi dimana masyarakat mampu  meningkatkan kualitas Lingkungan Permukimannya dengan berbasis pada tiga pilar utama, yakni (1) Orientasi yang  bertumpu perubahan perilaku (attitude), (2) Orientasi Pengelolaan oleh masyarakat sendiri (self community management), serta (3) Orientasi Inovasi dan kreativitas masyarakat (entrepreneurship).
Dengan demikian, program yang pada awalnya diintrodusir melalui skema ‘proyek’ diharapkan di tingkat masyarakat dan pemerintah daerah akan mampu dikembangkan menjadi skema ‘program’ untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, produktif, bersih dan indah agamis dan berbudaya, Nyaman dan Asri, tentram dan Damai, Adil, Maju dan Mandiri serta menjadi masyarakat yang sejahtera.

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan tersebut di Kelurahan Tegal Panggung diwadahi dan dikelola oleh lembaga generik masyarakat bernama TKPK Tegal Panggung yang merupakan organisasi yang mengkoordinir beberapa lembaga keswadayaan dan social dan perguliran yang ada pada kelurahan Tegal Panggung ( selanjutnya disebut TKPK ).
Dengan demikian TKPK diharapkan mampu berperan menjadi wadah perjuangan warga miskin dalam menampilkan aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus sebagai motor penggerak bagi penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, berkelanjutan mulai proses, penentuan kebutuhan, proses penyusunan program, pelaksanaan program hingga pemanfaatan, pengawasan dan pemeliharaan hasil-hasil program.

Dalam kerjanya TKPK didampingi oleh staf Kelurahan dan kecamatan( sehingga mampu menjadi lembaga keswadayaan mandiri yang telah merubah sikap perilaku dan cara pandang masyarakat menuju masyarakat madani dibarengi dengan kegiatan membangun jejaring dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta agar dapat mengakses berbagai peluang sumberdaya yang diperlukan masyarakat.

1.1.    Tujuan
Secara umum, program pengentasan kemiskinan ini adalah Pengembangan Lingkungan Permukiman berbasis Komunitas bertujuan untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat, produktif, berjatidiri dan berkelanjutan.
Sedangkan secara khusus, tujuan Program pengentasan kemiskinan ini adalah
  1. Mewujudkan perilaku Masyarakat yang  hidup sehat, bersih, dan tertib pembangunan serta terencana secara terpadu
  2. Mewujudkan masyarakat yang Kreatif dan Inovatif (Community  Interpreneurship) dalam Perencanaan, Pembangunan, dan Pengelolaan hasil-hasilnya
  3. Mewujudkan Badan/lembaga Keswadayaan bersama Unit-Unit Pengelola (UP-UP) yang mampu memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan secara mandiri sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat (Community  Management);
  4. Membangun jejaring dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta agar dapat mengakses berbagai peluang sumberdaya yang diperlukan masyarakat.   
    Secara umum, program pengentasan kemiskinan ini adalah Pengembangan Lingkungan Permukiman berbasis Komunitas bertujuan untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat, produktif, berjatidiri dan berkelanjutan.
    Sedangkan secara khusus, tujuan Program pengentasan kemiskinan ini adalah
  5. Mewujudkan perilaku Masyarakat yang  hidup sehat, bersih, dan tertib pembangunan serta terencana secara terpadu
  6. Mewujudkan masyarakat yang Kreatif dan Inovatif (Community  Interpreneurship) dalam Perencanaan, Pembangunan, dan Pengelolaan hasil-hasilnya
  7. Mewujudkan Badan/lembaga Keswadayaan bersama Unit-Unit Pengelola (UP-UP) yang mampu memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan secara mandiri sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat (Community  Management);
  8. Membangun jejaring dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta agar dapat mengakses berbagai peluang sumberdaya yang diperlukan masyarakat.
1.2.    Sasaran 

Sasaran Pelaksanaan Program adalah sebagai berikut:
  1. Tersedianya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kelurahan berbasis komunitas serta aturan tertulis yang disepakati masyarakat sebagai komitment bersama yang diketahui dan disetujui oleh Pemda;
  2. Terbangunnya Unit-Unit Pengelola dari badan/lembaga keswadayaan yang mampu berperan sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat (Community  Management) dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya
  3. Terwujudnya lingkungan permukiman yang sehat, bersih, tertib, produktif, indah, agamis, berbudaya, nyaman,  asri, tentram, damai, adil, maju, mandiri dan seimbang yang dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan berbagai sumberdaya.

1.1.    Strategi pelaksanaan

Strategi pelaksanaan bertumpu pada pengembangan ketiga aspek, yakni perilaku/sikap, manajemen pengelolaan oleh masyarakat dan orientasi penggalian serta penciptaan sumber daya atau entrepreneurship, dengan penjelasan sebagai berikut :

a.   Merubah perilaku masyarakat menuju budaya bersih, sehat, aman, tertib dan  produktif, yakni  dengan :
  • Menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap pentingnya  pengembangan lingkungan permukiman 
  • yang sehat, bersih, tertib, produktif, berjati diri dan lestari sebagai kondisi yang  menjamin keberlanjutan  kehidupan maupun kesejahteraan masyarakat
  • Mendorong Masyarakat menyepakati peraturan ketertiban dan keamanan lingkungan 
  • Mendorong optimalisasi potensi keswadayaan dan kemandirian masyarakat pengembangan lingkungan permukiman di wilayahnya

b.        Penguatan badan/lembaga keswadayaan sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat untuk mampu  memenuhi kebutuhannya dan mengelola pembangunan secara mandiri di wilayahnya (community  management), yakni  melalui upaya-upaya:
  • Mendorong peran unit dari badan/lembaga keswadayaan sebagai Pusat Pengembangan pelayanan Prasarana dan sarana permukiman, bengkel kontruksi, dll
  • Mendorong peran unit sosial sebagai Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Komunitas, Good  Governance, Kontrol Sosial, KBK dan relawan
  • Memperluas peran unit keuangan sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi Bersama, jaring produksi dan pemasaran, pelayanan modal produktif

C.            Menumbuhkan Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (entrepereneurship) untuk     berencana  membangun   tatanan kehidupan dan hunian warganya, berdasarkan visi masa depan yang dibangun bersama, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada maupun mengakses sumber daya lainnya.

· Mendorong Masyarakat menyusun dan menyepakati Rencana              Pengembangan Lingkungan Permukiman (RTBL) di Wilayahnya
·  Mengakses berbagai sumber daya untuk mendukung upaya masyarakat dalam Pengembangan  Lingkungan    Permukiman di Wilayahnya.
 
POTENSI DAN PERMASALAHAN KELURAHAN TEGAL PANGGUNG
2.1.    Letak Wilayah Kelurahan 

     Kelurahan Tegal Panggung terletak di wilayah Kecamatan Danurejan, mempunyai luas 35,00 Ha. Kelurahan Tegal Panggung secara administrasi berbatasan dengan :
a.    Sebelah Utara        :  berbatasan dengan Kelurahan Kota Baru, Kecamatan            Gondokusuman.
b.    Sebelah Timur      :  berbatasan dengan Jalan Hayam Wuruk, dan Kelurahan        Bausasran, Kecamatan Danurejan.
c.    Sebelah Selatan      :  berbatasan  Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan                       Pakualaman.
d.    Sebelah Barat       :     berbatasan dengan Sungai Code, dan Kelurahan Suryatmajan kecamatan Danurejan.

2.2.    Potensi dan Permasalahan Wilayah

a.  Kependudukan

Jumlah penduduk Kelurahan Tegal Panggung  pada tahun 2010 sebanyak 9.217. orang, terdiri dari penduduk laki-laki 4.615 orang dan 4.602 orang perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.248 KK,  (sumber data diambil dari data Kelurahan Tegal Panggung tahun 2010 dan survey lapangan tahun 2010). Rincian jumlah penduduk Kelurahan Tegal Panggung dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1. Jumlah penduduk menurut usia pendidikan

No.
Usia             
 (Tahun)
Jumlah             (org)
1.
0 – 6
496
2.
Sekolah dasar
478
3.
SMP/SLTP
1.812
4.
SMA/SLTA
3.825
5.
Akademi/(D1-D3)
510
6.
Sarjana/(S1-S3)
1.515









Tabel 3.2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
No.
Mata Pencaharian
Jumlah           (org)
1.
Pensiunan
225
2.
Buruh Tani
0
3.
Buruh/Swasta
2.150
4.
Pegawai Negeri
289
5.
Pengrajin
25

Jumlah
2.689
 
Tabel 3.3. Jumlah penduduk menurut Agama
No.
Pendidikan
Jumlah            (org)
1.
Islam
7.316
2.
Kristen
760
3.
Katholik
1.105
4.
Hindu
4
5.
Budha
32
6.
Penganut Kepercayaan
0

Jumlah
9.217

Tabel 3.4. Status Pertanahan
No
Status
Jumlah
1
Sertifikat Hak Milik
1170
2
Sertifikat Hak Guna Usaha
0
3
Sertifikat Hak Guna Bangunan
112
4
Sertifikat Hak Pakai
14

Tabel 3.5 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
No
Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
1
Karyawan : a. Pegawai Negeri Sipil
270

                   b. ABRI
19

                   c. Swasta
2150
2
Wiraswasta
702
3
Tani
0
4
Pertukangan
17
5
Buruh Tani
0
6
Pensiunan
225
7
Nelayan
0
8
Pemulung
2
9
Jasa
8

Tabel 3.6. Tabel jumlah penduduk miskin
No
Penduduk
Jumlah
1
Penduduk Miskin
2295 Orang
2
Kepala Keluarga Miskin
678 Orang
3
Keluarga Menuju Sejahtera
678 KK

Tabel 3.7. Tabel Perumahan
No
Jenis Rumah
Jumlah
1
Rumah Permanen
882
2
Rumah semi Permanen
418
3
Rumah non Permanen
268


 
a.  Perumahan dan Permukiman
Kondisi perumahan dan permukiman di Kelurahan Tegal Panggung cukup bervariasi dari rumah tinggal sampai rumah usaha, rumah permanen  rumah semi permanent sampai rumah darurat. 

a.  Holtikultura.
Setiap pekarangan milik warga , terdapat tanaman buah-buahan dan tanaman pohon perindang serta budi daya tanaman hias seperti :  anggrek, aglonema, anthorium, sansiviera dan lidah buaya.
Tanaman tersebut diatas dibudidayakan oleh warga sebagai tanaman hias komersial ataupun sebagai tanaman hobiis, Tanaman tersebut diatas tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan karena adanya potensi tenaga ahli yang ada
Permasalahan yang dihadapi warga masyarakat untuk peningkatan produksi holtikultura antara lain :
·         Harga lahan yang cukup tinggi
·         Keterbatasan tenaga ahli
·         Sulit dikelola secara professional karena lahan sempit
·         Belum mempunyai nilai ekonomi yang diharapkan .

b.    Jenis kegiatan sosial 
       Jenis kegiatan sosial  yang telah dilaksanakan oleh badan/lembaga keswadayaan yang ada sebagaimana tertera dalam table REALISASI PENCAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN TKPK TEGAL PANGGUNG UNTUK KEGIATAN NON FISIK

c.    Kesenian dan olah raga.

      Kesenian tradisionil maupun modern berkembang di Kelurahan Tegal Panggung dan berada pada masing-masing RW seperti : Ketoprak, reog, keroncong , Karawitan. Sedangkan kesenian modern telah berkembang music akustik, akapela, paduan suara dan lain-lain.
Kesenian tersebut banyak tampil dalam mengisi acara kesenian pada tingkat kelurahan, kecamatan maupun tingkat kota bahkan group reog telah mewakili kota Yogyakarta dalam event nasional di Taman Mini Indonesia Indah
Dibidang olah raga kegiatan meliputi Sepak bola, futsal, bulu tangkis dan senam kesegaran jasmani bagi warga umum maupun lansia. Untuk kegiatan olah raga tersebut telah dibangun beberapa fasilitas seperti gedung olah raga yang ada diwilayah RW 02 dan lapangan futsal dilahan milik pemerintah diwilayah RW 01.
d.    Usaha Ekonomi Mastarakat.
      Usaha ekonomi masyarakat yang banyak ditekini masyarakat Kelurahan Tegal Panggung umumnya berskala kecil hingga besar. Terdapat beberapa usaha besar seperti beberapa distributor yang jangka pemasarannya sampai tingkat propinsi.

RW 01, 02, 03
     Usaha yang ada pada wilayah ini terutama adalah usaha pembuatan kerajinan tangan seperti garmen, pembuatan tas batik dll. Yang pemasarannya banyak dilakukan diwilayah Malioboro. Disamping itu terdapat beberapa usaha catering yang banyak melibatkan warga setempat dalam proses pelaksanaanya sehingga  pada musim pengantin warga laki-laki maupun wanita dewasa semua terjun pada acara pengantin dan kegiatan sosial gotong royong banyak dilakukan tidak pada hari Sabtu maupun Minggu.

RW 04, 05, 06, 07.
      Usaha masyarakat pada wilayah ini terutama pada usaha kelontong, perdagangan, terdapat usaha Sablon dari usaha bahan sablon sampai pada pembuatan kaos yang banyak mendapat order pada musim kampanye.Disamping itu terdapat dua usaha besar penyediaan bahan bangunan. Untuk usaha kecil banyak didominasi para penjual, bakso, bubur kacang ijo, kupat tahu keliling.
RW 08, 09 ,10.
       Masyarakat pada wilayah ini banyak terkonsentrasi pada usaha pembuatan makanan kecil, pada tipa keluarga mereka hanya membuat satu atau dua macam makanan kecil saja. Kualtas makanan cukup menjanjikan karena beberapa telah dapat diterima oleh beberapa usaha toko bakery besar dikota Yogyakarta. Disamping itu usaha bengkel las banyak terkonsentrasi pada wilayah ini dimana tenaga kerja banyak diambil dari tenaga kerja setempat.

RW 11, 12, 13, 
        Masyarakat disini banyak berusaha sebagai pengusaha besar dan beroperasi pada wiliyah diliuar kelurahan dan perkantoran serta sekolahan banyak ada pada wilayah ini.

RW  14, 15, 16.
         Masyarakat disini banyak berusaha pada kerajinan tangan terutama kerajinan dari bahan dasar kulit, yang banyak dipasarkan di Malioboro. Selain itu usaha makanan asli Gunung kidul terutama soto dan sate banyak ada disini.
Disamping itu bagi pedagang kecil warga miskin Kelurahan Tegal Panggung diberi fasilitas pinjaman dana bergulir dari unit2 keuangan beberapa badan/lembaga kemasyarakatan, yang anggota 3 sampai 5 orang. Masing-masing anggota peminjam mendapat pinjaman maksimal Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah)

Sarana dan Prasarana Lingkungan
Didalam menunjang kegiatan masing-masing unit usaha di Kelurahan Tegal Panggung, pada saat ini, didukung dengan sarana prasarana yang cukup memadai. Sarana prasarana lingkungan yang ada meliputi jaringan jalan, jaringan drainasi, sumur air bersih lingkungan. Perlu peningkatan dan perbaikan sarana prasarana lingkungan yang ada bahkan untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah bagian Kelurahan Tegal Panggung.. Perbaikan, dan peningkatan sarana prasarana lingkungan di Kelurahan Tegal Panggung diarahkan agar lingkungan Kelurahan Tegal Pangung lebih tertata dan bersih sehingga tidak mucul lingkungan yang kumuh dikemudian hari. Disamping itu perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan pada kelurahan Tegal Panggung diarahkan pada pengurangan biaya hidup bagi warga miskin.Sarana prasarana lingkungan yang ada di Kelurahan Tegal Panggung saat ini antara lain  sesuai tabel  REALISASI PENCAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN TKPK TEGAL PANGGUNG UNTUK KEGIATAN  FISIK.

KELEMBAGAAN KELURAHAN TEGAL PANGGUNG.

3.1. Kelurahan tegal panggung memiliki Lembaga Sosial Kemasyarakatan sebagai      berikut :
a.      LPMK. Tegal Panggung.
b.      Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tegal Panggung.
c.     TP PKK Tegal Panggung.
d.      PKMK Tegal Panggung.
e.      PKBM Ganesha.
f.      IK PSM Tegal Panggung.
g.     Paguyuban Kesenian Tegal Panggung.
h.     WKBSM Tegal Panggung. (Kampung Tukangan)
i.      WKBSM Taruna Jaya & WKBSM Jaya bersama (RW 10 Tegal Kemuning )
j.      Paguyuban Lansia Wreda Kirana.
k.     UED SP ( Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam) Sami Jaya.
l.      Tagana.
m.    P2WKSS
n.     LP2A.
o.     Karang Taruna.
p.     Perpustakaan Lansia Wredha Kirana.
Kegiatan penanggulangan kemiskinan dikelurahan Tegal Panggung dilakukan
bersama-sama oleh semua Lembaga Sosial Kemasyarakatan yang ada.
Kegiatan yang dilakukan oleh LPMK Tegal Panggung dan BKM Tegal Panggung
secara bersama melakukan program kegiatan penyediaan/perbaikan sarana fisik
yang dibutuhkan, sehingga tidak ada pekerjaan yang tumpang tindih bahkan saling  menunjang satu sama lain. Semua pekerjaan terkoordinir sesuai dengan rencana tahunan dengan mengantisipasi kegiatan phisik yang juga dilaksanakan oleh SKPD terkait.Selain itu LPMK dan BKM juga melaksanakan kegiatan-kegiatan non phisik secara bersama dengan juga memperhatikan kegiatan SKPD terkait yang diberikan ke kelurahan Tegal Panggung.Pemberian modal dilakukan oleh kelompok usaha bersama fakir miskin (KUBE FM) ada 3 pilar yang harus dilaksanakan untuk program ini yaitu lestari modal, lestari usaha dan lestari keanggotaan.Anggota diprioritaskan pemilik KMS (80%) dan selebihnya 20 % anggota non KMS sebagai motor penggeraknya. Selain KUBE FM BKM juga meluncurkan program yang sama, diluar modal bagi keluarga miskin diatas Disperindagkop juga meluncurkan program pengembangan usaha (PEW) yang tidak didominasi keluarga miskin dan terutama ditujukan bagi  warga yang sudah punya usaha dan berniat untuk mengembangkannya.
Kelompok lansia Wredha Mulya melakukam kegiatan peningkatan kesehatan warga lansia dengan senam untuk lansia dan pemeriksaan kesehatan. Disamping itu telah pula didirikan dua perpustakaan bagi lansia yaitu Perpustakaan Wredha Mulya dan Perpustakaan Wredha Pustaka.Dimotori oleh Paguyuban Kesenian berusaha mengembangkan  kesenian yang ada di kelurahan Tegal Panggung agar berkembang dan lestari dan salah satunya kesenian reog sudah mendapatkan nama dilingkungan kota.Peningkatan Spiritual dilakukan oleh para tokoh agama , dalam LP2A bagi warga yang beragama Islam, Pendalaman Al Kitab bagi yang beragama Kristen dan Pendalaman Iman bagi yang beragama Katholik, yang setiap tahun mendapatkan stimulant dari dana Block Grant ( LPMK ) dengan spirit menumbuhkan rasa malu bila divonis miskin (mendapat KMS).Usaha lain yang dilakukan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi kelompok Wahana kesejahteraan social berbasis masyarakat (WKSBM) dengan menghimpun dana dan barang (sembako) dari masyarakat yang mampu untuk disalurkan pada masyarakat yang kurang mampu.

STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS TKPK KELURAHAN TEGAL PANGGUNG.
     
 Berdasarkan Lampiran Keputusan Camat Danurejan kota Yogyakarta Nomor : 10/KEP/2011, tanggal 1 Juni 2011 tentang Susunan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kelurahan Tegal Panggung Kota Yogyakarta Tahun anggaran 2011/2012, disebutkan bahwa Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kelurahan Tegal Panggung terdiri dari :

SUSUNAN TIM
NAMA
KETERANGAN / JABATAN
Pengarah
Octo Noor Arafat, SIP
Camat Danurejan
Penanggungjawab
Pargiyat, SIP
Lurah Tegal Panggung
Ketua
Yanuar Ariyanto
Ketua LPMK Tegal Panggung
Sekretaris I
Bambang Sedyono
Tokoh Masyarakat
Sekretaris II
Supardi, SH
Sekretaris Kelurahan Tegal Panggung
Pokja Data dan Pelaporan
1. Ir. Bambang Murdiharto
LPMK

2. Rajwan Taufiq, SIP
Sekcam Danurejan
Pokja Pemberdayaan Sosial
1. G. Iriyanto
PSM Tegal Panggung

2. Rusherwanti Betty Rahayu
PSM Tegal Panggung

3. Sri Wahyu Medaniyah
Kasi. Pemberdayaan Masyarakat & Perekonomian Kecamatan Danurejan
Pokja Pemberdayaan
 Lingkungan
1. Lukito
Tokoh Masyarakat / Pengusaha Tegal Panggung

2. Tatang Sutanto
Pengusaha

3. Kardi Priyana
Kasi. Pembangunan & Pemerintahan Kelurahan Tegal Panggung
Pokja Pemberdayaan
 Ekonomi
1. H. Joko Sulistyo, SE
BKM Tegal Panggung

2. Indarti Tujiharjo
Pengusaha / Tokoh Masyarakat

3. Ari Budhiarti
Kasi. Pemberdayaan Masyarakat & Perekonomian Kelurahan Tegal Panggung

Adapun Tugas dan Tata kerja Tim adalah sebagai berikut :

1.    Pembina
a. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan di bidang Program Penanggulangan Kemiskinan  di Kota Yogyakarta khususnya di Kelurahan lokasi Pilot Project Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2011-
b.    Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan terkait dengan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi Penyusunan Program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kelurahan lokasi Pilot Project.
2.    Pengarah
a.    Mengarahkan langkah-langkah yang harus dikoordinasikan terkait dengan perumusan kebijakan dan penyusunan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kelurahan lokasi Project.
b.  Menentukan arah dan target-target yang akan dicapai dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan penaggulangan kemiskinan dengan harapan dapat menurunkan jumlah angka kemiskinan di lokasi Project.
c. Meminta laporan permasalahan dan perkembangan terkait dengan program Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan lokasi pilot project.
3.    Ketua
Mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan perumusan kebijakan bidang Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan lokasi pilot project.
4.    Sekretaris
a. Melaksanakan kegiatan administratif terkait dengan pemantapan Program  Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan lokasi pilot project.
b.  Melaksanakan persiapan rapat koordinasi secara menyeluruh bidang kemiskinan berskala Kelurahan lokasi pilot project.
c.  Membuat notulen rapat koordinasi dan penyusunan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kelurahan lokasi pilot project.
5.    Anggota
a.    Menghadiri rapat koordinasi.
b. Melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kelurahan lokasi pilot project maupun hasil rumusan rapat kerja Tim Pendamping.
c.  Melaksanakan pemantauan tentang data-data kemiskinan di Kelurahan lokasi pilot project.
d.    Melaksanakan klarifikasi data-data kemiskinan yang merupakan data dasar berkaitan dengan intervensi Program Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta.
e. Mengkoordinasikan data-data kemiskinan bersama masyarakat, lembaga-lembaga pemerintah, lembaga-lembaga sosial masyarakat yang peduli dengan penanggulangan kemiskinan.
 
PELAKSANAAN PRONANGKIS.

A. Verifikasi dan validasi data kemiskinan
a. Komposisi :
No
Kategori
2009
2010
Perkiraan 2011
1
Hampir Miskin




a. KK
 328
 283
254

b. Jiwa
 1103
 984
883
2
Miskin




a. KK
 336
 364
273

b. Jiwa
 1131
 1221
916
3
Fakir Miskin




a. KK
 14
 19
19

b. Jiwa
 61
 53
5

 Kelurahan Tegal Panggung adalah salah satu kawasan yang terpadat diwilayah Yogyakarta, hanya pada wilayah seluas 35 Ha berdiam sejumlah 9.217 Jiwa pada , yang tercatat sebagai penduduk tetap. Diluar itu mengingat letak Tegal panggung yang persis pada tengah kota dekat dengan Malioboro maka tercatat pula cukup banyak penduduk musiman yang tinggal pada wilayah tersebut.

 Tercatat jumlah kepala keluarga miskin yang ada pada tahun 2008 s/d 2010 sebagai berikut.
   
  KATEGORI                 2008                       2009                    2010             2011
     Hampir miskin            267  KK                   328 KK                 283 KK       254 KK
     Miskin                         543  KK                   336 KK                 364 KK       273 KK
     Fakir Miskin                  63  KK                     14 KK                   19 KK         19 KK

Terlihat penurunan angka kemiskinan yang cukup banyak, dari tahun 2008 sebagai wilayah dengan jumlah pendududuk miskin terbanyak didalam kota, menurun hampir 35 % hingga tahun 2010. Hal ini tidak terlepas dari usaha bersama semua aparat, badan keswadayaan masyarakat yang ada dan masyarakat sendiri yang aktif dalam perencanaan pembangunan wilayah Tegal Panggung melalui Musrenbangkel. Semua badan keswadayaan bekerja sama saling mengisi sehingga tidak ada program yang saling tindih dan berusaha bersama mengentaskan kemiskinan.
            Semua program direncanakan bersama dan disesuaikan untuk mengatasi masalah yang paling pokok dari warga miskin yang ada yaitu :
·         Pendapatan
·         Kesehatan
·         Pendidikan
Dalam pelaksanaannya kegiatan juga dipisahkan atas dua kategori Yaitu :
·         Kegiatan Non Phisik
·         Kegiatan Phisik
Kegiatan non phisik :
Adapun kegiatan non phisik yang telah dilaksanakan dan hubungannya dengan aspek dan parameter Kemiskinan adalah sebagai  berikut :
a  Kegiatan pengadaan sarana APE, pemberian bea siswa dan pembuatan embrio         perpustakaan dan taman belajar masyarakat pada tingkat RW. 
           Kegiatan ini terutama untuk membantu warga yang pada usia belajar dan masih tergolong dalam wajib belajar 9 tahun. Hal ini mengingat kondisi tempat tinggal warga miskin yang hanya menempati luasan dalam rumah rata-rata seluas 5 meter persegi, sesuai daftar dibawah ini


TABEL.
LUAS TEMPAT TINGGAL RATA-RATA TIAP ANGGOTA KELUARGA MISKIN 2009
                                                         Hampir miskin             miskin             fakir miskin
             Kurang dari 5 m2                         80                         196                      14
             Sama dengan 5 m2                   248                          140                      0

TABEL
PENDIDIKAN KK MAKSIMAL LULUS SMP KELUARGA MISKIN 2009 

                                                        Hampir miskin             miskin             fakir miskin
             Maksimal SMP                           220                         256                      12
             Maksimal SMA                           108                           78                        2
Dua faktor Diatas sangat berpengaruh dalam proses belajar anak- anak dirumah, Pada bangunan seluas itu tempat belajar, kamar tamu dan ruang keluarga menjadi satu, sedangkan tingkat pendidikan orang tua kurang mendukung orang tua melihat tayangan televisi pada saat anak-anak belajar, dan lebih ekstremnya mereka berkeliaran diluar pada saat jam belajar karena tidak adanya tempat bagi mereka untuk belajar.
Pada awalnya konsentrasi ditujukan pada bea siswa sehubungan dengan adanya BOS dan akhirnya dipindahkan pada perpustakaan RW dan tempat belajar, Beberapa perpustakaan telah berkembang dan akan terus dikembangkan  dengan bantuan pembelian buku-buku baru sehingga nantinya mereka bisa mendapatkan pembinaan dari perpustakaan kota.
b.Kegiatan bantuan bagi perpustakaan lansia , senam dan pemberian makanan tambahan bagi lansia. 
Kegiatan ini bertujuan agar orang tua tidak cepat menjadi jompo, pikun dan akhirnya akan menjadi beban bagi anak-anaknya. Dengan orang tua yang masih sehat dan produktif jelas menjadi sumber tenaga kerja yang ada diwilayah ini, Walaupun tidak bisa diharapkan untuk suatu pekerjaan berat tapi mereka bisa disalurkan pada pekerjaan kerajinan tangan ataupun proses pemanfaatan sisa daur ulang/ sampah  yang sudah berkembang dibeberapa RW yang ada.Salah satu kebanggaan Tegal panggung telah dapat mengembangkan perpustakaan lansia yang sudah mandiri dengan pembinaan dari perpustakaan kota. Kegiatan lain adalah pemberian alat deteksi dini untuk kesehatan lansia telah diberikan pada beberapa kelompok lansia disamping alat-alat senam dan makanan tambahan.
Sinergis dengan pengentasan kemiskinan di wilayah Kelurahan Tegal Panggung, telah dilaksanakan beberapa program Non Phisik berupa :
1. Pengolahan sampah non organik dilaksanakan oleh kelompok pengelolaan sampah “Kemuning 10” Rw 10 Kelurahan Tegal Panggung. Dan proses pemilahan sampah telah dilakukan pada RW 04, 05, 06, 07, 12, 15
2.  Pengolahan sampah organik sudah ada 6 lokasi yang siap melaksanakan pengolahan sampah berkat bantuan alat pengolah sampah dari BLH kota Yogyakarta.
3.    Pelatihan border, jahit, sablon, teknisi HP, tat arias dan tata boga.
4.    Pemberian bantuan bagi UKM.
5.  Pemberian bantuan mesin jahit bagi Kelompok Keluarga Muda Mandiri dan pelatihan menjahit
6.    Penumbuhan Perpustakaan, dimana telah dirintis oleh BKM sebanyak 9 perpustakaan di 9 wilayah RW Kelurahan Tegal Panggung, dan bantuan pembelian buku baru setiap tahun disediakan melalui dana block grant.
7.  Mental Spiritual, melalui kegiatan rutin pengajian LP2A bagi umat beragama Islam,  kegiatan sembahyangan yang diadakan oleh umat beragama Kristen dan Katholik.
8. Kesenian, dilakukan oleh Paguyuban Kesenian Kelurahan Tegal Panggung, dengan penggalian potensi dari masing-masing RW.
9.    Pemberian modal bagi 30 Lansia Potensial yang digunakan untuk mengembangkan usaha pada tahun 2008 yang kemudian berkembang menjadi 33 orang.
10.  Pemanfaatan Tenaga Kerja Lokal.
11.  Pemberian bantuan bagi Kelompok Pengembangan Ekonomi Kewilayahan (PEW).
12.   Pemberian modal bagi Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE FM).
13.  Pemberian modal bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Anak Jalanan.
14. Berdirinya 2buah Perpustakaan Lansia, yaitu Perpustakaan Wreda Mulya dan Wreda Pustaka.
15. Bantuan Teknologi Tepat Guna dari Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan pada tahun 2009.
16. Bantuan bagi 1 (satu) orang anak cacat ganda / Defable ganda pada tahun 2008 yang diberikan dengan wujud modal usaha dalam rangka pemberdayaan bagi orang tua anak cacat dimaksud yang diberikan oleh Dinas Sosial
17.  Bantuan dana Gubernur yang effektif mulai dapat dilaksanakan mulai pertengahan tahun 2011. 

Kegiatan Phisik :
          Kegiatan phisik banyak ditujukan untuk menekan biaya hidup pada aspek Kesehatan dan parameter 2 untuk sumber air minum yang digunakan setara dengan PDAM dan para meter 3 membuang air besar tidak di MCK. Adapun kegiatan tersebut sebagai berikut :

a.Renovasi jalan dengan paving block, bio pori dan sumur resapan.   
              
              Salah satu kendala wilayah ini adalah tidak ada ruang terbuka yang berfungsi sebagai daerah resapan untuk meningkatkan cadangan air tanah wilayah sudah penuh dengan bangunan dan jalan aspal maupun beton, kondisi ini kurang menguntungkan untuk peningkatan cadangan air tanah. Sumur yang sepuluh tahun yang lalu hanya sedalam 10 s/d a 12 meter saat ini semua sudah mencapai 14 s/d 15 meter, bahkan pada bulan Oktober dan Nopember banyak yang mencapai 16 meter. Dan ini tidak dapat dibiarkan lebih buruk lagi karena pada kedalaman dibawah 18 meter air sudah mempunyai kandungan besi tinggi yang buruk bagi kesehatan.
Pekerjaan ini pada prinsipnya adalah menambah daerah resapan air agar air hujan meresap menjadi cadangan air tanah yang dimanfaatkan penduduk untuk kehidupan sehari-hari.
b.Renovasi saluran air hujan.
                Pada kondisi awal saluran yang ada sudah cukup tua dan tidak dapat menampung air buangan yang ada pada masing-masing wilayah. Hal ini disebabkan pertambahan penduduk yang cukup tinggi dan berkurangnya daerah resapan. Dan ini menyebabkan banjir pada daerah-daerah tertentu. Kondisi saluran yang tua mampet dan bocor disana sini jelas mencemari air tanah/air sumur warga yang berakibat pada kesehatan warga.
              Hal ini diperburuk dengan kondisi akhir-akhir ini dimana sungai Code yang menjadi tumpuan pembuangan air hujan banjir lahar dingin. Akibat banjir ini semua dasar sungai naik hampir 1 meter sehingga semua saluran pembuang tertutup oleh endapan banjir. Yang akibatnya walaupun sungai Code tidak banjir setiap ada hujan wilayah RW 01,02,03 terjadi banjir akibat air hujan dari wilayah lain. Hal ini menjadi bahan pertimbangan pokok kami untuk menyelesaikannya melalui musrenbangkel.

c.Rehabilitasi lingkungan sumur.
            Hampir semua warga miskin menggantungkan kebutuhan air dari sumur tua yang ada pada wilayah ini. Semua sumur yang ada sudah cukup tua  dinding buis beton yang ada sudah mulai keropos sehingga air bisa keluar melalui sela-sela keropos dan mencemari air dalam sumur. Disamping itu kondisi ini diperparah dengan lantai sumur yang sudah rusak saluran pembuang yang mampet sehingga air bekas sisa cucian mandi dll langsung masuk kembali kedalam sumur. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan mengingat semua warga miskin kebutuhan air tergantung disini (lihat tabel : 
TABEL
 SUMBER AIR MINUM DAN MASAK BUKAN DARI PDAM KELUARGA MISKIN 2009
                                                        Hampir miskin             miskin             fakir miskin
             Bukan PDAM                              327                         331                      14
             PDAM                                            1                            5                        0
Kondisi ini menggerakkkan kita untuk merenovasi kondisi sumur yang ada sehingga air yang masuk kedalam sumur sudah cukup bersih bagai air untuk kehidupan warga miskin.
c.Pembangunan dan Renovasi MCK
            Luasan 5 meter persegi untuk berteduh bagi warga miskin jelas tidak dapat menyisakan tempat untuk mck Keluarga. Dengan rapatnya rumah satu sama lain dan tidak adanya ruangan terbuka maka MCK umum adalah salah satu pemecahan masalah dari persoalan ini, disamping itu dengan MCK umum maka septic tank dan sumur peresapan akan terencana dan sumur warga tidak tercemar dari bocoran septic tank dan sumur peresapan. Disamping itu air dari PDAM tidak dapat menjangkau rumah mereka dan biayanya dipandang cukup mahal bagi mereka. Ketergantungan warga miskin pada MCK umum yang baik dan mencukupi sangat dibutuhkan hampir semua warga miskin sebagai mana terlihat dalam tabel dibawah ini hampir semua warga miskin memanfaatkan MCK umum :

TABEL
TEMPAT MEMBUANG AIR BESAR TIDAK DI MCK KELUARGA MISKIN 2009
                                                        Hampir miskin             miskin             fakir miskin
             Tidak di MCK                            14                            16                       1
             MCK                                        314                          320                      13

d.Pembangunan menara air dan tandon  
          
           Mengingat kebutuhan air bersih bagi warga semua tergantung pada sumur yang ada dan beaya air bersih dari PDAM yang tidak terjangkau, biasanya pada pagi hari terjadi antrean yang cukup panjang untuk cuci pakaian dan alat rumah tangga. Hal ini adalah suatu kondisi yang menyedihkan yang harus dicarikan solusinya.
           Untuk itu maka dibuatlah suatau solusi dengan membuat menara air dan tandon pada semua sumur umum, kemudian air disalurkan melalui pipa kerumah warga. Disamping itu dibuat pula beberapa sumur bor dan selanjutnya dilengkapi menara air, tandon dan jaringan pipa. Hal ini mendapat sambutan baik dari warga sehingga terbentuklah kelompok pemakai air dan agar mereka lebih mandiri lagi pada setiap tandon kita lengkapi dengan langganan listrik. Kelompok ini beberapa telah menjadi kelompok yang mandiri dan bahkan telah dapat mulai menabung dari sisa iuran yang dipungut dari pemakai air. Dari segi pungutan yang dilakukan pun ternyata biaya yang dipungut  hanya 50 % dari biaya PDAM.
           Dari beberapa kelompok pemakai air ini nantinya akan kita tingkatkan kwalitas airnya, tidak hanya air bersih akan tetapi hinga kwalitas air minum. Pada saat ini telah ada 18 kelompok pemakai air yang rata-rata melayani 20 kk pelanggan, dan kita harapkan nantinya semua warga miskin Tegal Panggung dapat terlayani.
          Dan laporan ini kami sajikan pula dalam tabel hubungan program dan pencapaian paremeter keluarga miskin terlampir.
Sesuai dengan Hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 5 tahunan sebagai dasar pelaksanaan pembangunan wilayah, dari tahun 2008 s/d 2010 telah dilaksanakan beberapa kegiatan fisik berupa :
1.    Rehap MCK yang dilaksanakan oleh BKM sejumlah 18 lokasi.
2.    Rehap MCK di 3 lokasi yang dilaksanakan oleh TNI Manunggal Masuk Desa
3.    Rehap conblok dan prasarana jalan kampung yang dilaksanakan oleh BKM sejumlah 20 lokasi.
4.    Rehap 1 buah masjid oleh TNI Manunggal Masuk Desa pada tahun 2009
5.    Pemasangan bronjong sungai Code di RW 13 Kelurahan Tegalpanggung sepanjang ± 125 m oleh TNI Manunggal Masuk Desa Penguatan talud di RW 14 Kelurahan Tegalpanggung ± 120 m
6.    Pembuatan talud pengaman di perbatasan RW 04 dan RW 03 sepanjang ± 75 m
7.    Pemipaan sarana air bersih, dilaksanakan oleh BKM sejumlah 15 lokasi
8.    Perbaikan Saluran dilaksanakan oleh BKM sejumlah 12 lokasi
9.    Rehab Rumah Kurang Layak Huni sebanyak 5 rumah oleh TMMD pada tahun 2009
10.  Pembuatan Lubang Biopori oleh LPMK di 16 RW se Kelurahan Tegalpanggung
11.  Pembuatan sumur peresapan air hujan, dikerjakan oleh BKM sejumlah 9 lokasi.
12.  Dindingisasi rumah warga dari kuota yang ditetapkan oleh Dinas Sosial, tenaga kerja dan transmigrasi Kota Yogyakarta, yaitu sejumlah 35 rumah dengan total anggaran Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah), terealisir menjadi 36 rumah., ini berarti adanya peningkatan jumlah KK miskin yang dapat ditingkatkan kesejahteraan tempat tinggalnya.
 
PEMBAHASAN/ANALISIS.

Usaha penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh TKPK Kelurahan, SKPD dan pihak-pihak terkait menunjukan hasil yang menggembirakan yaitu dengan menurunnya jumlah kemiskinan di Kelurahan Tegal Panggung, yaitu dari jumlah 1020 KK pada tahun 2007 menjadi 873 KK pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 turun menjadi 678 KK.dan pada tahun 2010 menjadi 666 KK. Namun demikian hasil ini tidak muncul begitu saja tanpa kerja keras dari semua pihak yang terkait dengan berbagai tantangan dan kendala yang harus dihadapi dan diselesaikan dilapangan, antara lain yaitu :
1.    Jumlah kuota bantuan dari Pemerintah tidak seimbang dengan jumlah warga miskin yang ada di wilayah yang menyebabkan sering terjadi kecemburuan diantara masyarakat sehingga Tim harus jeli dan bekerja keras dalam menangani hal tersebut.
2.    Pemasaran hasil karya masyarakat yang tersedia diwilayah sering tidak seimbang dengan produksi yang ingin dihasilkan sehingga hal ini menyebabkan warga takut untuk menggunakan bantuan dana yang disediakan oleh Pemerintah karena tidak ingin menjadi beban apabila hasil pemasaran produksinya tidak dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan, dengan keadaan ini usaha masyarakat itu sendiri menjadi kurang berkembang dan bantuan modal yang diberikan Pemerintah tidak dapat berjalan dengan baik.
3.  Dalam usaha pelaksanaan program pengelolaan sampah, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kelurahan Tagal Panggung masih kesulitan mengubah pola pikir/kebiasaan masyarakat untuk ”menaruh”sampah pada tempatnya, bukan ”membuang” sampah ditempat yang tidak sepantasnya sehingga tujuan Tim untuk membantu warga memberi keterampilan yang dapat menambah pendapatan keluarga masih harus dilakukan dengan kerja keras dan kesabaran yang tinggi.
4.    Salah satu usaha dalam penyediaan air bersih dan upaya menjaga kesehatan masyarakat, Tim menangkap program dari Badan Lingkungan Hidup dalam pembuatan Lubang Peresapan Biopori yang tersebar di 16 RW se wilayah Kelurahan Tegal Panggung namun kendala yang ditemui yaitu ketika tanah sulit digali akibat perkerasan hasil kegiatan sebelumnya yang bukan dilakukan oleh warga setempat.
5.  Kesulitan yang dihadapi oleh Tim Pengentas Kemiskinan di Kelurahan Tegal Panggung  dalam melaksanakan program KUBE Anak Jalanan sehingga terjadi ketidak berhasilan program tersebut, yaitu:
a.  Lingkungan tidak mendukung karena lokasi dijadikan tempat berkumpul untuk pesta minuman keras.
b.   Memakai ruangan warga karena tidak adanya tempat permanen untuk usaha, dengan konsekuensi listrik ditanggung kelompok.
c.    Pendamping tidak dibekali materi untuk mendampingi kelompok.
d. Anak-anak jalanan belum memiliki rasa tanggung jawab terhadap bantuan yang diterima.
e.  Anggota sulit diatur karena belum bisa dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondiri yang baru (dari jalanan ke rumah)
Dengan ketidakberhasilan ini mengakibatkan anak-anak binaan program ini kemudian kembali ke lingkungan semula , menganggur dan tidak memiliki aktifitas positif.
Berkaitan pembuatan sejumlah tower air yang dilanjutkan dengan pemipaan hingga sampai ke rumah-rumah yang dilaksanakan oleh BKM dan proses pemasangan listrik bagi setiap Tower dari dana block grant telah dibentuk POKMAIR (kelompok pemakai air) yang tujuannya mengelola pemanfaatan air bersih dan pendistribusiannya. Selain itu bantuan alat pengolah air dari air bersih menjadi air minum dari dinas kimpraswil , karena tidak adanya serah terima kepada pengelola secara baik mengebai cara pengoperasian, cara perbaikan, cara pemeliharaan dan dimana spare part dapat didapatkan menjadikan  pengelolaanya pada saat ini belum optimal sebagaimana yang diharapkan dengan pemberian alat tersebut masih perlu adanya pendampingan dari SKPD terkait untuk penguatan kelembagaan sekaligus sentuhan ekonominya.
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh IK-PSM Kelurahan Tegal Panggung mengenai kendala yang dialami oleh KUBE disampaikan bahwa adanya anggota KUBE yang tidak aktif mengikuti kegiatan dan tidak mengangsur pinjaman bantuan modal sehingga modal dimaksud tidak dapat dipinjamkan ke anggota lainya. Selain itu adanya KUBE yang belum melaksanakan pencatatan administrasi dibuku yang diberikan oleh Dinas Sosial Propinsi DIY sehingga tidak mendukung amanat yang diberikanoleh SKPD terkait, serta adanya KUBE yang tidak rutin mengadakan pertemuan setiap bulan.
Dalam ”menangkap” program yang disampaikan oleh SKPD, Pemerintah Kelurahan Tegal Panggung selalu memfalitasi pembentukan Panitia/Tim yang diketuai oleh LPMK yang anggotanya terdiri dari ketua RW dan atau pengurus kampung/tokoh masyarakat. Dengan demikian kegiatan penanggulangan kemiskinan tidak hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah Kelurahan maupun Tim TKPK saja tetapi juga melibatkan warga masyarakat itu sendiri. Adapun pelaksanaan kegiatan diusahakan disesuaikan dengan tata kala yang ditetapkan apabila hal tersebut telah ditetapkan oleh pemberi program, namun apabila belum ada, maka Panitia/Tim pelaksana diwilayah terlebih dahulu menyusun dan menetapkan tata kala dan kegiatan yang harus segera dilaksanakan.
Apabila jumlah anggaran yang diberikan oleh pemberi program tidak seimbang dengan kondisi di wilayah, hal tersebut dicukupi dengan cara swadaya dari masyarakat sesuai dengan kemampuan yang ada dan apabila anggaran yang tersedia masih mencukupi untuk menambah kuota, maka Tim/Panitia penerima Program Kelurahan akan mencari keluarga miskin yang lain yang dapat menjadi sasaran penerima program, sepanjang anggaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan untuk menambah kuota sasaran penerima program.
Pengaruh kegiatan dalam perbaikan/ peningkatan taraf hidup masyarakat dapat dilihat dari adanya peserta hasil pelatihan bordir yang dilaksanakan pada tahun 2007, saat ini sudah dapat mengembangkan usahanya, antara lain dengan menerima peserta magang di tempat usahanya sehingga hal ini tidak hanya berpengaruh terhadap perkembangan usaha miliknya namun juga memberi pengalaman yang berharga bagi peserta yang magang di tempat tersebut.
 
EVALUASI.

A.    Dampak yang cukup besar dari adanya beberapa kelembagaan masyarakat yang ada di Kelurahan Tegal Panggung dapat dilihat sebagai berikut :
-       LPMK yang merupakan wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Kelurahan dapat menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan karena salah satu kegiatan rutinnya adalah pengelolaan dana block grant dari Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai upaya mendorong percepatan pembangunan fisik maupun sosial di masyarakat. LPMK sebagai mitra kerja Kelurahan mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan yang partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan serta mengendalikan pembangunan. LPMK sebagai lembaga sosial kemasyarakatan yang independen merupakan lembaga yang berhubungan dengan banyak permasalahan sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. LPMK mempunyai mitra kerja baik perorangan maupun kelompok ataupun lembaga lainnya, sehingga secara kelembagaan terlibat dalam pembuatan kebijakan di level-level tertentu, khususnya Musrenbang Kelurahan, dimana kebijakan yang diambil sinergis dengan lembaga yang lain (BKM, PKK, IKPSM, PKMK) dan lain-lain. Serta selalu mengedepankan program yang berpihak kepada warga miskin.
-       Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
Sebagai lembaga yang dapat berfungsi dalam pengambilan keputusan dan menggerakkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pembangunan desa/kelurahan, termasuk pembiayaannya, serta bersinergi dengan Kelurahan dan kelembagaan lain di tingkat kelurahan maupun wilayah, mengingat Aktivitas kegiatannya terbagi dalam 3 unit, yaitu UPL (Unit Pengelola Lingkungan), UPS (Unit Pengelola Sosial) dan UPK (Unit Pengelola Keuangan).
-       TP PKK Tegal Panggung
Berfungsi sebagai gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, dengan perempuan sebagai penggeraknya menuju keluarga bahagia.
-       Pembinaan Kesehatan Masyarakat Kelurahan (PKMK) Tegal Panggung
Merupakan media pembangunan kesehatan masyarakat ditingkat Kelurahan dengan rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong diri mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat ;
-    Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ganesha merupakan tempat belajar dari masyarakat, oleh masyarakat yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobby, bakat serta minat warga masyarakat.
-  Ikatan Keluarga Pekerja Sosial Masyarakat (IK- PSM) Kelurahan Tegalpanggung. Merupakan Motivator, Fasilitator, dan Mediator yang bertugas :
a.   Ikut membantu Pemerintah dalam hal permasalahan sosial
b.  Berusaha mencari pemecahan sosial, baik secara pribadi maupun bersama dengan masyarakat lingkungan
c. Menghubungkan masyarakat dengan sumber pelayanan (misalnya pelayanan kesehatan dan pendidikan) maupun Pemerintah.
d.    Sebagai mitra Pemerintah dalam menangani masalah sosial di lingkungannya
Dalam rangka keterlibatannya selaku pendamping Kube, kegiatan yang dilakukan IK- PSM adalah :
a.    Kunjungan ke kelompok/lokasi pada saat adanya pertemuan kelompok
b. Kunjungan ke lokasi/ ke beberapa anggota kelompok dan pendekatan secara personal untuk mencari informasi perkembangan usaha serta kegiatan kelompok
c.    Mengadakan rapat koordinasi dengan pengurus kelompok 
-    Dikecamatan, pertemuan dengan pengurus kelompok dan Pegsos Kecamatan berkaitan dengan adanya program BLPS
-      Menghadiri pertemuan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan pengurus kelompok dan kepala Dinas membahas persiapan program BLPS
-      Menghadiri pertemuan dengan pengurus kelompok dan koordinator pendamping kota di kantor Kelurahan Tegal Panggung

B.    Dampak keberadaan TKPK terhadap penanggulangan kemiskinan
Dengan adanya TKPK di Kelurahan Tegal Panggung maka masyarakat, Pemerintah dan pihak-pihak terkait memiliki wadah koordinasi dan pengendalian kebijakan serta program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan melalui integrasi pada tahap perencanaan, sikronisasi dan harmonisasi dalam tahap pelaksanaan, dan adanya sinergitas kegiatan antar pemangku kepentingan Pemerintah, dunia usaha dan atau kelompok masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil-hasil kegiatan sebagaimana telah disampiakan diatas.

C.   Dampak pelaksanaan kegiatan dari SKPD terhadap penanggulangan kemiskinan
Dalam proses pembangunan yang partisipatif diperlukan adanya iklim yang kondusif, dan iklim ini akan terwujud apabila Pemerintah dan masyarakat dapat bertindak adil, jujur dan transparan serta akuntabel dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut. Berkaitan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola Pemerintah yang baik, akhir-akhir ini mulai berproses dengan baik dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan kepada semua pihak, hal ini sangat penting dalam usaha pengurangan angka kemiskinan.Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam pelaksanaan pemerintahan dan pelayanan masyarakat dan program-program anti kemiskinan ini adalah wujud pelaksanaan tata kelola Pemerintahan yang baik. Semua ini bisa kita lihat pada proses Pra Musrenbang, Musrenbang dan pada saat Musrenbang Kecamatan sampai ke SKPD dimana hal itu mampu menjebatani kepentingan antar pihak terutama aspirasi warga masyarakat miskin dan tehnokrasi SKPD. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan SKPD akan sinkron dengan usulan kebutuhan warga miskin.
Perhatian dan kepedulian Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap program pengentasan kemiskinan di Kelurahan Tegal Panggung terwujud dari adanya peningkatan taraf hidup masyarakat, bertambahnya pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat miskin yang dibuktikan dengan adanya program-program yang tujuan utamanya diprioritaskan bagi masyarakat miskin di Kelurahan  Tegal Panggung.

 
PENUTUP

Dari berbagai program pengentasan kemiskinan yang telah disampaikan diatas menunjukkkan bahwa pemerintah benar-benar memberikan perhatian yang besar terhadap persoalan kemiskinan di kelurahan Tegal Panggung karena kemiskinan merupakan fenomena yang bersifat multi dimensi  yang disebabkan karena berbagai alasan, antara lain karena alasan ekonomi , sosial, kultural ,kebijakan pemerintah dan lain sebagainya . Dari usaha pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di kelurahan Tegal Panggung dapat dilihat hasil yang cukup baik dari perbandingan antara jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sejumlah 1020 KK dengan 3569 jiwa, 873 KK dengan 3040 jiwa pada tahun 2008 dan 666 KK dengan 2258 Jiwa pada tahun 2010.    
Masalah kemiskinan memang bukanlah persoalan mudah yang harus diselesaikan , namun dengan dibantu oleh masyarakat yang berada diwilayah Tegal Panggung hal tersebut akan menjadi ringan dan berhasil. Hal ini mengingat kegiatan tersebut banyak dibantu oleh masyarakat yang kemudian  hasilnya akan dinikmati oleh masyarakat sendiri.
Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak agar pengentasan kemiskinan dapat berjalan optimal  adalah dengan memperhatikan kebutuhan yang tepat diwilayah sehingga tidak menjadi suatu program yang sia-sia, adalah program pedampingan yang baik, pendamping yang baik dengan bekal yang cukup sebelum terjun kelapangan sehingga dapat memahami betul apa yang harus dilakukan dilapangan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) adalah suatu pedoman kebijakasanaan pembangunan diwilayah selama jangka waktu lima tahun agar supaya arah pembangunan dapat terlaksana dengan seoptimal mungkin bagi semua komponen yang menangani pembangunan.
Oleh karena RPJM merupakan pedoman Pembangunan selama lima tahun, sedangkan setiap tahun selalu dilaksanakan pembangunan, maka Kelurahan Tegal Panggung telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah periode 2012 – 1016 yang memuat segala kebutuhan Kelurahan. Rencana Pembangunan Jangka menengah juga perlu dibarengi penyusunan Rencana Anggaran yang memuat seberapa besar volume pembangunan yang didalamnya menggambarkan berapa besar dana yang diperlukan untuk membiayai segala keperluan dan dari mana saja dana itu diperoleh.
Agar hasil Pembangunan dapat dinikmati secara lebih merata dan memberi kesejahteraan dan keadilan masyarakat Kelurahan Tegal Panggung Kecamatan Danurejan Yogyakarta maka tujuan dan sasaran pembangunan mutlak perlu memperhatikan visi dan misi pembangunan.
Rencana pembangunan jangka menengah Kelurahan Tegal Panggung. Tahun 2012 – 2016 merupakan pedoman bagi Kelurahan dan masyarakat Kelurahan Tegal Panggung selama lima tahun. 
Dalam pelaksanaan RPJM tersebut yang sangat perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.1.  Penyusunan Rencana awal oleh TKPK bersama-sama dengan Kelurahan Tegal  Panggung dan badan keswadayan lainnya.
1.2.  Penyempurnaan Rencana Tahunan dilakukan melalui musrembangkel yang melibatkan TKPK bersama badan keswadayaan lainnya, selanjutnya hasil musrenbangkel disampaikan ke forum musrenbang Kecamatan sampai ke Pemerintah kota Yogyakarta

 Dengan demikian TKPK telah mampu menjadi wadah penanggulangan warga miskin khususnya dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka sekaligus menjadi motor penggerak  penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Tegal Panggung Kecamatan Danurejan Yogyakarta.
Yogyakarta, 15 Desember 2011
                  TKPK Tegal Panggung
                     

                        Yanuar Ariyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar